Orang Singkil Kuasai Lebih Dari Dua Bahasa

https://www.singkilnews.id/2019/01/orang-singkil-kuasai-lebih-dari-dua.html
![]() |
foto IST jalan dua jalur |
Singkilnews.id-ANDA berkunjung ke Aceh Singkil, jangan heran
mendengar dua orang warga yang berbincang di warung kopi menggunakan bahasa
berbeda. Namun tetap nyambung. Obrolan seperti itu, termasuk ketika berbicara
serius maupun bersenda gurau.
Seorang warga _ngomong_ dengan bahasa pesisir, sementara
lawan bicaranya menjawab dengan bahasa Singkil, merupakan hal biasa. Obrolan
dalam dua bahasa berbeda tersebut mengalir begitu saja.
Cara berkomunikasi beda bahasa terjadi secara alamiah. Namun
ketika berhadapan dengan halayak ramai, seolah ada kesepakatan tidak tertulis.
Semua kompak menggunakan bahasa Indonesia. Ini bisa didengar dalam khutbah
jumat maupun pidato pejabat saat berkunjung ke pelosok terpencil sekalipun.
Tentu saja demi menghargai perbedaan bahasa yang heterogen.
Agar semua bisa memahami sekaligus menguatkan persatuan dalam satu bahasa.
Setidaknya penduduk di bumi kelahiran Syeikh Abdurrauf
As-Singkili ini, rata-rata menguasai lebih dari dua bahasa. Salah satunya
bahasa Singkil, lazim disebut dengan istilah bahasa _kade-kade/Kampong_ dan
penduduk berbahasa Pesisir dengan istilah bahasa _ba apo/Jame_
Bahasa daerah yang ada di Aceh Singkil, antara lain, bahasa
Singkil dan bahasa Pesisir mirip dengan bahasa minang. Kemudian ada bahasa
pakpak, aceh, jawa, batak dan nias.
Ragam suku, bahasa dan adat budaya terikat dalam tali
persaudaraan Begitu juga dengan kehidupan antar umat beragama berjalan harmonis
di kabupaten yang berbatasan dengan Sumatera Utara itu.
Di sana ada Islam, Keristen Protestan dan Katolik. Bahkan di
wilayah Danau Paris, masih ada warga penganut kepercayaan tertentu. Namun tetap
hidup rukun saling berdampingan termasuk dalam membangun rumah.
*Sumber: Serambinews.com *