singkilnews.id, subulussalam-Menelaah
rekam M. Rifa'i Berutu yang merupakan mantan kepala kampong sekaligus
tokoh kampong lae bersih yang turut berpartisipasi merintis berdirinya
gedung SMKN unit 2, dipandang wajar dan sudah seharusnya beliau angkat
bicara dengan melihat gedung unit 2 SMKN yang terletak di kampong lae
bersih kosong dari aktivitas belajar mengajar tidak seperti tahun tahun
sebelunya dimasa Erma Sabena menjabat sebagai kepala SMKN Penanggalan.
Terkait postingan M. Rifa'i di media sosial tersebut, Suantri selaku
kepala SMKN Penanggalan saat di konfirmasi di ruang kerjanya mengatakan
bahwa pihak sekolah tidak ada niat untuk
menelantarkan gedung unit 2
SMKN Penanggalan tersebut melainkan ada beberapa alasan sehingga gedung
tersebut jarang digunakan yakni kurangnya keamanan. Bukan satu dua tiga
kali alat praktik hilang dari ruang laboratorium yang dilakukan oleh
pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. kedua, kondisi letak/jarak
yang jauh dari pemukiman warga dan kondisi jalan sangat berpengaruh
terhadap jumlah siswa yang terus menurun dari tahun ke tahun sehingga
pernah hanya 6 ( enam ) orang siswa yang mendaftar karena praktik dan
teori dilaksanakan di gedung unit 2 SMKN Penanggalan, tambah salah
seorang guru ( Ajeng ) yang mendamping kepala sekolah saat dikonfirmasi.
Pada dasarnya gedung unit 2 SMKN Penganggalan itu di dirikan pertama
kali pada tahun 2012 atas usulan kepala sekolah saat itu karena
membeludaknya siswa di unit 1 ( satu ),
hingga mrncapai 15 Rombongan
belajar ( rombel ), sedangkan ruang belajar yang ada pada saat itu hanya
7 ( tujuh ) ruang,sehingga satu ruang harus diberi sekat pembatas agar
dapat menampung dua rombel,sudah seperti siswa sekolah Dasar, tandas
Ajeng. Menyikapi fakta itu, Ajeng melanjutkan keterangannya, sekolah
mengajukan permohonan penambahan gedung kepada pemerintah kota
subulussalam, dari 8 ( delapan ) gedung yang di usulkan, baru dua gedung
yang di tanggapi dan di realisasikan. Bukan sampai disitu, saat dua
gedung tersebut hendak di dirikan,
sekolah kembali kewalahan karena
tidak ada tempat bila di bangun di lokasi unit satu, maka dibangunlah di
lokasi unit dua. Demikian terus dari tahun ketahun jumlah gedung terus
bertambah. Di masa kepala sekolah di pegang Erma Sabena, selama tiga
tahun berturut gedung unit dua aktif digunakan tempat balajar teori dan
praktik, dan dimasa itulah terkadinya kehilangan alat praktik berkali
kali meski ada penjaga yang di tempatkan dilokasi unit dua tersebut,
ujar Ajeng.
Ditambahkan
pula oleh kepala sekolah/Suantri, sepengetahuan beliau gedung unit dua
tersebut sudah pernah dukunjungi oleh kabid dikmen Disdikbud Aceh dimasa
Erma Sabena sebagai kepala sekolah, entah dalam misi apa, tidak
dipaparkan oleh Suantri pada saat konformasi. Selain itu, saat
pelantikan Suantri sebagai kepala SMKN Penanggalan, beliau juga telah
menyampaikan permasalahan gedung unit dua tersebut kepada kabid dikmen
disdikbud Aceh, termasuk mengusulkan pengadaan mobil pengangkut siswa,
namun sampai saat ini belum ada kabar dan mungkin masih dalam catatan
dusdikbud Aceh, ujar Swantri.
Terkait
keamanan sekolah, Suantri telah menawarkan kepada segenap guru untuk
mencarikan siapa yang bersedia tinggal dilokasi unit dua, diberi upah
lelah menjaga sekolah sebesar Rp. 1500.000, namun sampai saat ink tidak
ada orang yang bersedia. Pun demikian sekolah terus berupaya dan besedia
menerima siapa saja bagi khalayak umum yang besedia, silahkan hubungi
pihak sekolah. Adapun gedung unit dua akan kembali di fungsikan di tahin
ajaran baru 2019/2020. Untuk sementara lokasi unit dua tetap
difungsikan tempat praktik pembibitan tanamam tua dan tanaman tanaman
lain. Tutup Suantri
Bagaimanakah tanggapan ketua komite SMKN Penanggalan dan tanggapan Disdikbud Aceh...?
Nantikan info berikutnya(Sabirin Siahaan)