Ketua Komisi B DPRK Subulussalam Minta Gubernur Aceh Cabut Rekomendasi untuk PT. SPT di Kawasan Leuser

Foto, ketua komisi B DPRK Subulussalam Hasbullah, Dok. rakyat Aceh






SINGKILNEWS.ID – Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menerbitkan surat rekomendasi untuk pengelolaan dan pemanfaatan kawasan budidaya di dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) oleh PT. Sawit Panen Terus (SPT). Rekomendasi tersebut tertuang dalam surat bernomor: 525/DPMPTSP/625.1/2025 tertanggal 16 April 2025 yang ditujukan kepada Direktur PT. SPT.

Dalam surat tersebut, Pemerintah Aceh menyatakan tidak keberatan terhadap proses lanjutan permohonan PT. SPT atas pengelolaan lahan seluas ±484,56 hektare, selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Namun, rekomendasi ini mendapat sorotan tajam dari Ketua Komisi B DPRK Subulussalam, Hasbullah. Ia menilai aktivitas PT. SPT di kawasan Leuser tidak sesuai dengan prinsip pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

"Kami meminta kepada Bapak Gubernur Aceh untuk mencabut rekomendasi yang telah diberikan kepada PT. SPT. Aktivitas perusahaan di kawasan tersebut telah menyebabkan kerusakan ekosistem, khususnya di aliran sungai Lae Singgersing yang berdampak hingga ke masyarakat hilir," ujar Hasbullah kepada wartawan Kamis (12/6/2025).kemarin.

Lebih lanjut, Hasbullah mengungkapkan bahwa kerusakan yang ditimbulkan juga telah merusak salah satu aset pariwisata Kota Subulussalam, yaitu Air Terjun Silangit Langit.

Hasbullah menyebut bahwa PT. SPT telah mengabaikan komitmen yang menjadi syarat dalam rekomendasi gubernur, seperti kewajiban melakukan rehabilitasi 100 meter dari areal yang telah dibuka, praktik pengelolaan berkelanjutan, dan larangan perambahan hutan.

“Semua komitmen itu tidak dipatuhi oleh PT. SPT. Maka dari itu, kami mendesak Gubernur Aceh untuk segera mencabut surat rekomendasi tersebut dan menurunkan tim investigasi ke lapangan guna melihat sejauh mana kerusakan yang telah terjadi,” tegasnya.

Kawasan Ekosistem Leuser merupakan salah satu kawasan konservasi penting di dunia dan menjadi benteng terakhir keanekaragaman hayati di Sumatera, sehingga pengelolaannya membutuhkan kehati-hatian serta komitmen penuh terhadap kelestarian lingkungan.(red/sukri malau)

Related

SOSIAL 8277663238708640593

Post a Comment

emo-but-icon

item